MAKNA SIMBOLIK TRADISI LEMPOGAN DESA KUTUK (KAJIAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)

Heru Gunawan
Luthfa Nugraheni
Mila Roysa

Abstract


Abstract

 

This research is motivated by the Lempogan tradition in Kutuk Village. The Lempogan tradition is carried out by the people of Kutuk Village as an effort to prevent rat pests. This tradition is carried out at the beginning of the rice planting season and is carried out on Wage Friday. This tradition becomes a local culture that becomes the identity of the village community, so it is interesting to study further.

      The aim is to describe the procession of the Lempogan tradition and find out the symbolic meaning of the Lempogan tradition. The researcher uses Roland Barthes' semitic theory to reveal existing symbols, namely through denotation, connotation and myth meanings.      The method used is descriptive qualitative research. Primary data comes from interview results while secondary data comes from books, articles and other library sources. Data analysis techniques use collection, reduction, then present and draw conclusions and verify data. While the collection technique uses source triangulation.      The results of this study show that in the Lempogan tradition there are three stages, namely preparation, implementation and conclusion. While the symbols in the Lempogan tradition have denotation, connotation and mythical meanings. The symbols include punden, barongan, gunungan, seizing gunungan, lempog, figures of Eyang Ganjur, kidung, kenduren and twin buffaloes.      This research is very relevant because the Lempogan tradition has not been exposed to the media and has not been studied in depth. In addition, the Lempogan tradition has a symbolic meaning and a special message that requires research so that people can easily understand it. This research was also conducted as an effort to prevent the extinction of local culture, especially those in Kutuk Village. Keywords: Lempogan Tradition, Symbolic Meaning, Semiotics Roland Barthes   Abstrak 

Penelitian ini dilatar belakangi oleh tradisi Lempogan yang ada di Desa Kutuk. Tradisi Lempogan dilakukan masyarakat Desa Kutuk sebagai upaya pencegahan hama tikus. Tradisi ini dilakukan di awal musim tanam padi dan dilaksankan pada hari Jumat Wage. Tradisi ini menjadi budaya lokal yang menjadi identitas masyarakat desa, sehingga menarik untuk diteliti lebih lanjut.

      Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan prosesi tradisi Lempogan dan mengetahui makna simbolik dari tradisi Lempogan. Peneliti menggunakan teori semitika Roland Barthes untuk menungukap simbol yang ada yaitu melalui makna denotasi, konotasi dan mitos.

      Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data primer berasal dari hasil wawancara sedangkan sekunder dari buku, artikel dan sumber pustaka lain. Teknik analisis data menggunakan cara pengumpulan, reduksi, lalu menyajikan dan manarik simpulan serta verifikasi data. Sedangkan teknik pengumpulannya menggunakan triangulasi sumber.

      Hasil dari penelitian ini bahwa dalam tradisi Lempogan terdapat tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan akhir. Sedangkan simbol yang ada dalam tradisi Lempogan mempunyai makna denotasi, konotasi dan mitos. Adapun simbol tersebut meliputi punden, barongan, gunungan, merebut gunungan, lempog, tokoh eyang ganjur, kidung, kenduren serta kerbau kembar.

      Penelitian ini sangat relevan dilakukan sebab tradisi Lempogan ini belum terekspose media dan belum pernah dilakukan kajian mendalam. Selain itu, tradisi Lempogan mempunyai makna simbolik dan pesan khusus yang membutuhkan penelitian sehingga masyarakat mudah memahaminya. Penelitian ini juga dilakukan sebagai upaya mencegah punahnya budaya lokal terutama yang ada di Desa Kutuk. 

 

Kata kunci: Tradisi Lempogan, Makna Simbolik, Semiotika Roland Barthes

Keywords


Lempogan Tradition; Symbolic Meaning; Semiotics Roland Barthes

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Adinugraha. (2020). Potensi Reresik Sumur Pitu Sebagai Pendekatan Kearifan Lokal dan Budaya Pada Pembelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE), 16-32.

Anggraini, H. &. (2022). Kenduren Sebagai Media Komunikasi Dalam Pewarisan Budaya di Desa Jonggol Musuk Boyolali. Digikom, 1-6.

Aprilina, S. &. (2021). Musik Langgam Jawa Terhadap Kecemasan Pada Pasien Pre Sectio Caesarea. Adi Husada Nursing Journal, 27-33.

Barthes, R. (1968). Elements Of Semiology . Yogyakarta: BASABASI.

Budiman, A. (2016). Analisis Simbol Simbol Dalam Tradisi Betimpas di Dusun Selanglet Lombok Tengah: Kajian Semiotika Roland Barthes. Doctoral Dissertation Universitas Mataram, 49-62.

Cassirer, E. (1994). And Essay on Man, An Introduction to Philosophy of Human Culture. New York: New Heaven.

Chaer, A. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2022). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Coomans. (1987). Manusia Daya: Dahulu Sekarang Masa Depan. Jakarta: PT Gramedia.

Danandjaja, J. (1994). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, Dan Lain-Lain. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Hammam, H. b. (2010). Terapi dengan Ibadah “Istighfar, Sedekah, Doa, Al-Qur’an, Shalat, Puasa. Solo: Aqwam.

Hariwijaya. (2006). Islam Kejawen. Yogyakarta: Gelombang Pasang.

Hasanah, R. (2019). Kearifan lokal sebagai daya tarik wisata budaya di Desa Sade Kabupaten Lombok Tengah. DESKOVI: Art and Design Journal, 45-52.

Heri, H. A. (2021). Makna Simbolik Tradisi Sedekah Bumi Di Desa Medani Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati. Sabbhata yatra: Jurnal Pariwisata dan Budaya, 121-133.

Indrawati, N. &. (2018). Motivasi Wisata Ziarah dan Potensi Pengembangannya Menjadi Wisata Halal di Desa Majasto Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Arsitektur ARCADE, 88-94.

Ismail, A. &. (2021). Kepercayaan Masyarakat Hindu Terhadap Kesucian Lembu: Satu Kajian Terhadap Mahasiswa Universiti. Jurnal Pengajian Islam, 231-242.

Jazuli. (1994). Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.

Jung, C. G. (1964). Man and his Symbols. New York: Anchor Press Doubleday.

Koentjaraningrat. (1980). Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Kuncoro, A. Y. (2018). Komunikasi Ritual Gerebeg di Keraton Yogyakarta. Jurnal Aspikom, 623-634.

Kusuma, P. &. (2020). Makna Simbolik Sesajen Sedulur Papat Lima Pancer Ing Dhusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Kawruh: Jurnal of Language Education, Literature, and Local Culture, 139-144.

Lestari, S. &. (2020). Tradisi Ruwatan Jawa Pada Masyarakat Desa Pulongdowo Malang. Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 94-105.

Mayulu, M. C. (2021). Christyanto, M., & Mayulu, H. (2021). Pentingnya pembangunan pertanian dan pemberdayaan petani wilayah perbatasan dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional: Studi kasus di wilayah perbatasan Kalimantan. Journal of Tropical AgriFood, 1-14.

Millah, M. R. (2022). Kepercayaan Masyarakat Terhadap Kebudayaan Grebeg Dalam Tinjauan Pendidikan Islam. AR-RASYID: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 111-116.

Nizam, M. (2019). Nilai Perjuangan Dalam Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas Karya JS Khairen. SENASBASA, 2.

Nofiandra, R. (2019). Ingatan, Lupa, Dan Transfer. Jurnal Pendidikan Rokania, 21-34.

Nugraheni, L. (2019). Media Sebagai Faktor Determinan Keberhasilan Pembelajaran Folklor di Sekolah Dasar Kabupaten Pati. Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra (Kannas Basastra), 166-170.

Nur, A. (2020). Mistisisme tradisi mappadendang di Desa Allamungeng Patue, Kabupaten Bone. . Jurnal Khittah, 1-6.

Pambudi, F. B. (2018). Kesenian Topeng Barongan Dalam Ritual Murwakala di Kabupaten Blora. SULUH: Jurnal Seni Desain Budaya, 221-233.

Rochayani, B. &. (2022). Hubungan Tradisi dan Perilaku Budaya di Area Wisata Gua Kreo Semarang. Solidarity: Journal of Education, Society and Culture, 77-90.

Sayuthi, H. M. (2020). Distribusi Hama Tanaman Padi (Oryza Sativa L) Pada Fase Vegetatif dan Generatif di Provinsi Aceh. Jurnal Agroecotania, 1-10.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alphabet.

Sumiati., M. M. (2021). Makna Simbolik Tradisi Ayam Bakakak Pada Adat Perkawinan Suku Sunda Kelurahan Dataran Kempas Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Doctoral dissertation, UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Susilo, U. &. (2021). Legenda Punden Ki Ageng Resi Saloko Gading Desa Seduri Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto (Kajian Folklor). Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa III, 1-25.

Tantyo, W. N. (2022). Pemanfaatan Ruang Punden Pada Tradisi Nyadranan Desa Klepek Kabupaten Kediri. RUAS, 33-43.

Umaroh. (2020). Makna'abasa Nabi Muhammad Dalam Al-Qur'an (Aplikasi Semiotika Roland Barthes) Terhadap QS'Abasa. Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, 116-127.

Widodo. (2018). Mantra Kidung Jawa: Mengurai yang Lingual Hingga yang Transedental. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Yanuartuti, S. &. (2022). Seni Pertunjukan Arak-arakan Dalam Upacara Adat Kenduri Bungah di Desa Bedingin Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo (Kajian Bentuk dan Makna). GETER: Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik, 74-87.


Article Metrics

Abstract views : 328| PDF views : 163

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.