ARALISH: a New Phenomenon in Teaching English as Foreign Language (TEFL)

Mohammad Syafei
- Rismiyanto
Agung Dwi Nurcahyo

Abstract


Bahasa sebagai alat komunikasi antara lain didukung dengan keahlian dan unsur bahasa. Beberapa unsur bahasa yang dirasa lebih penting dibandingkan dengan unsur bahasa yang lain adalah: pelafalan, tata bahasa, dan (pembentukan) kosakata. Ketiga unsur bahasa tersebut relatif sangat dibutuhkan untuk mendapatkan komunikasi yang benar, jelas dan berterima.

Di kudus berdirilah sebuah madrasah yang bernama Taswiquttullab Salafiyah atau TBS Kudus. Bahasa Inggris juga diajarkan di sini. Tetapi ada permasalahan ditengah perjalanan pendidikan tersebut, yaitu rendahnya minat peserta didik untuk mempelajari bahasa Inggris. Mereka beranggapan bahwa bahasa Inggris tidak begitu penting untuk dipelajari, karena itu bahasanya kaum penjajah yang telah menyengsarakan kita selama beratus-ratus tahun. Di lain pihak mereka sangat antusias untuk mempelajari bahasa Arab. Mereka beranggapan bahwa dengan mempelajari bahasa yang merupakan bahasa yang digunakan dalam kitab suci Alquran, Hadis, dan buku-buku keagamaan lain, mereka secara otomatis juga mempelajari agama yang mereka peluk.

Artikrl ini merupakan suatu penelitian eksperimen dengan mengaplikasikkan suatu strategi pembelajaran yang membandingkan persamaan antara bahasa Arab dan bahasa Inggris, yaitu strategi ARALISH Contrastive Analysis. Strategi di samping mempermudah dan sekaligus memotivasi siswa dalam mempelajari bahasa Inggris dengan mengetahui ternyata bahasa Arab dan Inggris memiliki persamaan-persamaan.

Kata kunci: Arabic-English Contrastive Analysis (Aralish CA)

Teks Lengkap:

PDF PDF

Article Metrics

Abstract views : 540| PDF views : 197 PDF views : 129

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.